Rindu Hujan




Tahukah kau, aku begitu rindu… Sangat rindu. Rindu yang tidak bisa kujelaskan.. Rindu yang tidak dapat kuluapkan.. Rindu ini hanya bisa kunikmati sendiri. Hanya sendiri. Rindu ini hanya mampu bersemayam dalam relung hati yang tersembunyi. Ya, hanya mampu begitu. Entah sampai kapan… Seperti berada dalam lubang kecil yang tak bercelah. Terjebak dalam sesat yang teramat pekat. Terus berontak dan meronta-ronta. Ah, rindu ini… betapa menyiksa…

Kau tahu bukan, aku begitu menyukai hujan. Tapi, ia tidak datang. Kau juga tahu bukan, rinduku sedikit terobati jika memandangnya. Menyentuhnya. Menghirupnya. Merasakannya dengan segenap jiwa. Ah, tetapi ia tak juga bertandang. Oh, bagaimana ini...

Hujan. Sungguh, aku benar-benar membutuhkanmu...

Betapa tenang. Alangkah menenteramkan. Tahu kah kau, butiran-butiranmu yang membasahi bumi seakan ikut membasuh kalbuku yang kerontang. Melerai hati yang bertikai. Hembusan hawamu yang sejuk seperti mendamaikan jiwa yang gelisah. Meredam resah lantara rindu yang membuncah. Mengusap ragaku dengan sentuhanmu yang meneduhkan. Datanglah, untukku. Aku menunggumu.

Saat kau datang...

Meski cakrawala sendu, biarpun gemawan terlihat kelabu. Lihatlah, bunga-bunga menari dibuatmu. Pepohonan berayun riang. Rerumputan nampak tersenyum segar. Sunggguh, aku ingin seperti mereka… Kubentangkan tanganku. Kupejamkan mataku. Kubiarkan bulirnya menyentuh wajahku yang layu. Kubiarkan tetesannya mengaliri tubuhku yang kuyu. Biarlah.. biarlah.. Biarlah diriku kuyup dalam pelukannya… Demi menenangkan rindu yang terus menggelitar pada jiwa...

Category:

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

About Me

Foto saya
Perajut serpihan-serpihan aksara yang bergejolak dalam jiwa, bergolak, dan terserak dalam alam pikiran dan perasaan.