Luka yang Terkoyak




Rasanya, sempit sekali dunia ini. Tak pernah kuberharap melihat parasmu yang menjengkelkan. Mendengar namamu disebut saja, ingin rasanya aku mengeluarkan isi perutku. Muak. Berlebihankah aku? Mungkin. Tetapi, itulah yang kurasakan. Demikianlah adanya. Hanya satu kata yang kautinggalkan di hatiku: benci. Setelah malam itu, yang kuinginkan adalah menghapus nama dan semua tentangmu dari hidupku.

Berkali-kali kaulukai aku, tapi aku tetap bertahan. Berulang kali kaubohongi aku, namun aku tetap memaafkan. Dengan susah payah aku membuang jauh semua kepingan tentangmu. Tak kusisakan sedikit pun, meski faktanya aku kalah. Dengan kegetiran dan air mata, kuhempaskan semua kenangan serta sejuta ikrar palsumu. Butiran-butiran putih dari mata ini terus deras mengucur. Butiran yang seharusnya tak layak mengalir untuk lelaki sepertimu. Kata maaf yang kauungkapkan berjuta kali pun tak akan pernah menghapus sayatan di hatiku. Bahkan, tahun yang bergulir pun tak sanggup membalut keperihan yang kurasakan. Dan yang tertinggal kini, hanyalah kepiluan yang takkan pernah tersembuhkan. Kebencian yang sepertinya tak pernah berkesudahan.

Mungkin kaulupa, tapi tidak denganku. Mungkin kauanggap semua yang tlah terjadi tak berbekas apa pun di hatimu. Goresan sakit ini akan masih menjejak di lubuk hati, juga di otakku. Selamanya... Pernah terbetik di pikiranku bahwa apakah aku dicipatakan hanya untuk dilukai, disia-siakan, dan dicampakkan?

Dengan satu menit kaululuhlantakkan indahnya mimpi yang telah kita rajut ribuan malam. Dengan satu menit kaumusnahkan kepercayaan yang dengan tulus kuberikan. Dengan satu menit, kaututup rangkaian cerita manis yang telah kita untai bersama. Dengan satu menit, kauhapuskan semua perjuangan dan pengorbanan kita yang telah bersusah hati meraih restu ayah bunda.

Siang itu di suatu tempat, Tuhan memperhadapkan kita kembali.

“Ka, apa kabar?” sapamu menegurku.

Saat itu, aku hanya membatu. Tubuhku lemas seketika melihat wajah yang merobek-robek hatiku ada di hadapan. Aku tak percaya.

“Ka, kok bengong?”

“Kok, kamu di sini?” tanyaku heran.

“Hey, pertanyaanku belum kamu jawab,” kilahnya sembari tersenyum, “Apa kabar? Lama ya kita ga ketemu. Smsku ga pernah kamu balas. Teleponku juga ga pernah lagi kamu angkat.”

“Oh, aku baik.”

“Syukurlah kalau baik. Kamu ga berubah ya, Ka. Tetap cantik,” ujarnya sembari terus tersenyum.

Belum lagi aku mendapat alasan dia berada di tempat itu, aku segera berpaling dan pergi.

“Aku duluan.”

“Ka... Ka...,” teriaknya, “Ka, tunggu, Ka. Kamu kenapa?”
Tiba-tiba, dia sudah ada di depanku. Menghalangi jalanku. Lalu, terus mendesakku untuk sudi berbincag dengannya.

“Ka....”

“Maaf, aku harus segera pergi.”

“Iya, tapi..”

“Maaf, aku harus pergi. Tolong jangan halangi aku.”

Aku pun mempercepat langkahku dan meninggalkannya yang terus memanggil namaku. Sungguh, pertemuanku ini sangat menghujam relung-relung hatiku. Mengupas luka-luka lama yang telah susah payah kusembuhkan. Mengoyak serpihan hatiku yang kini tak lagi berbentuk.

“Lukaa...."

"Lukaa... Aku hanya ingin katakan sesuatu padamu... Aku minta maaaf... Aku menyesaal... Aku menyesal telah mengecewakanmu...”

Kau terus berteriak dan berteriak. Tak peduli pada keramaian dan orang-orang di sekitar yang terheran-heran memandangmu. Namun, satu hal yang harus kautahu. Sekarang, aku bukanlah Luka yang dulu. Luka yang dengan mudah kaulukai sesuka hatimu. Luka yang bisa kaucampakkan saat kau tidak butuh, dan Luka yang dengan sekejap bisa kaurengkuh jika kaubutuh karena cintanya yang begitu mendalam.

Category: 1 komentar

Senandung Lara


Perih duniaku
Tak ada irama bahagia yang terputar
Bibir ini merekah, tapi tidak hatiku
Paras ini bersuka cita, namun lain di batinku
Sunyi di tengah hingar bingar
Lengang di antara keramaian
Terperangkap selama ribuan malam

Tahukah engkau?
Gegap gempita dunia yang membahana
Berlalu begitu saja
Tak bertapak
Tak meninggalkan jejak
Hanya menghias kesemuan belaka

Satu kata yang setia
Mendampingiku sepanjang masa
LARA

Category: 0 komentar
Diberdayakan oleh Blogger.

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

About Me

Foto saya
Perajut serpihan-serpihan aksara yang bergejolak dalam jiwa, bergolak, dan terserak dalam alam pikiran dan perasaan.