Love and Tears





Telah kuputuskan untuk tak bersahabat lagi dengan air mata!! Akan kutolak saat ia hendak hadir dan mengalir. Akan kuhempas ketika ia ingin datang dan bertandang. Sekuat tenaga!! Aku tak boleh kalah. Akan kuenyahkan ia, walau hatiku teriris” tulis Mey dalam diary yang tak sengaja kubaca saat buku mungil itu terbuka di sudut ranjangnya ketika aku dimintanya menginap.

Memang, beberapa minggu terakhir sejak perpisahannya dengan Bara, tak pernah sekalipun kulihat Mey menitikkan air mata. Tak seperti dulu saat dia harus mengakhiri kisah cintanya dengan beberapa lelaki yang pernah singgah dalah riwayat asmaranya.

Dulu, Mey tak pernah berhenti terisak. Tubuhnya hampir habis karena terus menangis. Dia kerap memintaku untuk menemaninya, atau hanya sekadar mendengarkan kisah serta jeritan hatinya yang tak pernah sembuh oleh luka karena cinta. Namun kini, pemandangan lain mengejutkanku. Mey berubah. Sama sekali berubah. Dia selalu tersenyum, ceria, dan terlihat bahagia.

Kini, tak ada lagi kata MENANGIS dalam kamus hidupku!! Tak boleh ada!!”

Kali ini, aku tersentak dengan jajaran kalimat yang ditulis Mey, sahabatku. Mungkinkah dia menyembunyikan kesedihannya dari orang lain, termasuk aku sahabatnya sendiri. Kubuka lembaran selanjutnya. Kutemukan tulisan singkat Mey yang cukup menggetarkan hatiku. Tulisan yang ditulis beberapa minggu sejak tulisan sebelumnya ditorehkan.

Diary, aku tak sanggup…”

Di mana ada cinta, di sanalah air mata berada. Keduanya tak pernah bisa dipisahkan. Percayalah, setiap pecinta yang mencinta tak pernah air mata meninggalkannya. Siapa berani mencinta, berarti dia harus siap berlinang air mata. Siapa siap dicinta, dia pun harus bersedia bersahabat dengannya.

Cinta, jalannya tajam dan curam. Tapi terkadang, mulus dan lurus. Namun, keduanya tetaplah lintasan yang tak pernah sepi oleh butiran-butiran lembut yang kerap menitik, merintik, bahkan mengalir deras. Air mata adalah gambaran hati. Potret jiwa yang berbahagia, juga yang menderita. Ada kalanya di persimpangan jalan, cintalah mengundang air mata itu untuk hadir dan mengalir. Mengajaknya untuk datang dan bertandang.

Menagislah jika kau ingin menangis…

Category: 4 komentar
Diberdayakan oleh Blogger.

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

About Me

Foto saya
Perajut serpihan-serpihan aksara yang bergejolak dalam jiwa, bergolak, dan terserak dalam alam pikiran dan perasaan.